Di training korporat atau training karyawan, saya sering mengajak peserta untuk merenung. Sebut saja, ini training motivasi.
Detik ini juga, coba Anda bayangkan orang yang paling mengasihi Anda –yaitu orangtua Anda– berada tepat di hadapan Anda...
Detik ini juga, coba Anda bayangkan orang yang paling mengasihi Anda –yaitu orangtua Anda– berada tepat di hadapan Anda...
Ketika kita masih
kecil, orangtua berusaha memberikan yang terbaik untuk kita: mulai dari
makanan, pakaian, pendidikan, sampai ke mainan. Mereka selalu menomorsatukan
kita. Sekarang, ketika kita dewasa, apakah kita memberikan yang terbaik untuk
mereka? Apakah kita menomorsatukan mereka? Yang ada, kita malah menomorduakan
mereka. Biasanya rumah, makanan, dan pakaian kita jauh lebih baik daripada
orangtua.
Padahal orangtua
selalu mendoakan kita. Sewaktu ibu saya mengikuti sebuah training yang hebat, serta-merta ibu saya berdoa, “Ya Allah,
jadikan anakku lebih hebat daripada trainer
ini.” Demikian pula almarhum kakek saya yang semasa hidupnya tidak
putus-putusnya mendoakan, “Ya Allah, jadikan cucuku orang yang besar.” Itulah
doa mereka, walaupun saya sendiri tidak pernah sekalipun berdoa seperti itu.
Lalu apa yang terjadi? Adalah takabur kalau saya menganggap diri
saya trainer yang hebat dan orang
yang besar. Namun,
sedikit-banyak saya merasakan dampak dari doa-doa tersebut. Bagaimana tidak? Melalui
buku, seminar, dan training, alhamdulillah saya dimampukan oleh Yang Maha Kuasa untuk menginspirasi
jutaan orang.
Yang ironis,
biasanya beginilah cara kita ‘berbakti’:
-
Begitu kita hidup susah, maka dilantiklah orangtua menjadi
pembantu di rumah kita.
- Begitu kita sibuk bekerja, maka
dilantiklah orangtua menjadi babysitter
di rumah kita.
-
Begitu kita sibuk bepergian, maka dilantiklah orangtua menjadi
satpam di rumah kita. Memang, kita tidak pernah menyebutnya begitu, tapi
begitulah pekerjaaan mereka sehari-hari.
Manakala orangtua
meninggal, barulah kita tersadar. Kita pun berubah membaik. Mestinya dibalik.
Kita berubah membaik dulu, sebelum orangtua meninggal. Apa pendapat Anda?
Ippho Santosa adalah International Trainer yang telah mencerahkan ratusan perusahan dan jutaan orang di belasan negara di empat benua. Buku terbarunya berjudul Success Protocol. Untuk mengundang in-house training atau in-house seminar, klik >> www.ippho.com
Tulisan singkat yang menggugah, Izin Share dan Copy Mas Ippho....
BalasHapusMak cleng...
BalasHapusMas Ippho,
BalasHapusDiri saya pribadi sudah tidak memiliki orang tua sejak saya masih kecil, dan saya sungguh "iri" sekaligus haru melihat sahabat yang lain, yang masih dapat bersama orang tua mereka, berbagi kebahagiaan kepada keduanya.
Saat ini mas Ippho, saya tinggal memilki seorang Ibu Mertua, beliaulah orang tua satu satunya saya saat ini.
Mohon doakan saya mas Ippho, untuk dapat mewujudkan mimpi mimpi beliau, terutama saat ini untuk berhaji ke Makkah, yang hingga saat ini kami anak aanknya belum bisa mewujudkan.
Saya sungguh berharap, saya lah orangnya yang Allah pilih dari anak anak yang lain, yang bisa mewujudkan mimpi mimpi beliau. Aamiin.
Terimakasih mas Ippho sudah berbagi hari ini...
aamiin aamiin aamiin Ya Robbal'alamin. semoga Allah mengabulkan doa mas Anton Sujarwo.
HapusSaat ini saya masih memiliki ibu, bapak saya sdh meninggal agustus 2014 setelah lebaran Idul Fitri. Sedih rasanya msh belum bisa membahagiakan atau setidaknya membuat orgtua hidup lebih layak dari seblmnya.
saya sedang berusaha untuk memberi ibu saya untuk bisa berangkat ibadah ke Baitulloh. semoga Allah mengabulkan niatan dan doa saya. aamiin Ya Robb
aminnnn
Hapusmas anton niat baik akan dipermudahkan
bu tantri saya malah senasib dengan mas anton
keinginan orang tua untuk berhaji belum bisa saya kabulkan namun beliau sudah meninggalkan dunia duluan.
semoga saya bisa menggantikannya dengan yang lebih dari itu
singkat,jlas dan pnuh makna
BalasHapusmerinding luar biasa dan q pun menangis setelah membacanya,karna q merasakan itu semua,mas,,,q menitipkan anak q ke ortu q dan suami merantau cari uang.q bertanya q haru bagaimana walu ortu ridho kami pergi
BalasHapussubhanallah
BalasHapusTerimakasih pak ippho, setelah saya mengenal bapak. alhamdulillah melalui kata kata bapak, melalui sikap bapak, saya jadi sadar dan termotivasi untuk membahagiakan orang tua dan ingin tidak lagi membebani orang tua.
BalasHapuslebih jauh mengenal agama, lebih berusaha untuk selalu beramal dan beribadah.
bapak telah membalikan pemikiran saya 180 derajat, dan mudah2an dari sini saya bisa mengikuti jejak bapak dan menjalani sunah rasul dan meneladani sikap beliau
dan untungnya saya masih muda, semoga di usia muda ini saya bisa menyelaraskan dan mewujudkan impian orang tua dan impian saya. serta menjadi orang hebat semuda mungkin
Amin
Ya salaam, mengispirasi :|
BalasHapusijin share
BalasHapusduh :(
BalasHapusSubhanallah sungguh menginspirasi dan manampar.....mhn do'a mas Ippho dan rekan-rekan semua agar saya dimampuian untuk berbakti kepada orang tua dan mertua.
BalasHapusMantap luar biasa maknanya.. Saya masih seperti itu... Doakan saya mampu utk merubah moral saya. Thanks bang ippho. Semoga dipanjangkan usianya dan semakin bermanfaat karya2nya.. Thanks yang sudah ikut mendukung saya untuk berubah.
BalasHapusair mata saya menetes baca tulisan ini.. trima kasih sudah mengingatkan.. moga saya bisa menjadi anak yang lebih baik dari sgaLa hal..
BalasHapusKasih sayang orang tua sepanjang jaman, kasih sayang anak sepanjang hanya sepanjang jala :(
BalasHapusdutapraja.blogspot.com lombok
Sip bang...sy prnah bc pesan ini di salah 1 bukunya bang ippho...sukses trs dgn yg kanan...ak suka golongan kanan ky (di Qs.surah waqiah).golangan kanan yg selamat..sory nglantur dkit..hehe
BalasHapusSemoga Mama saya sukses di Bisnis Property nya .
BalasHapusSemoga bisa menjadi berkat untuk banyak orang & Saya . AMIN !!!
Kereenn..
BalasHapusYa Alloh..
BalasHapussemoga allah melapangkan kubur..menerangi kubur dan menjadikan kedua orangtua saya menjadi penghuni surganya..aamiin
BalasHapussemoga allah melapangkan kubur..menerangi kubur dan menjadikan kedua orangtua saya menjadi penghuni surganya..aamiin
BalasHapussemoga allah melapangkan kubur..menerangi kubur dan menjadikan kedua orangtua saya menjadi penghuni surganya..aamiin
BalasHapusIzin share & copas ya bang ippho..
BalasHapusSubhanallah...
BalasHapusAlhamdulillah., sudah diingatkan..
BalasHapusdutapraja.blogspot.com
Alhamdulillah...sy sdh dmampukan brproses menomor satukan ortu walau msh sekian persen.
BalasHapusDengan menomor satukan orang tua, doa -doa mereka akan sangat mempermudah datang nya rejeki kita.. Aamiin..
BalasHapusya Allah, ini bikin saya mak jleb banget
BalasHapusSubhanalloh , luar biasa nasehatnya..semoga saya bisa membahagiakan orang tua saya.Mohon do'a temen2 semua semoga Alloh ijinkan saya untuk bisa memberangkatkan umroh ayah saya tahun ini...amiiin..
BalasHapuswww.alfathhajiumroh.com
right, inspiratif
BalasHapusNumber one for me
BalasHapusPengingat.....
BalasHapusWaah jleb bangeet ya...
BalasHapusgak kuat baca artikel ini...tanpa disadari orang tua dibuat seperti pembantu,,,
BalasHapusHatiku selalu membuncah jika membicarkan perihal orangtua. Aku takkan pernah bisa membalas segala kebaikan yang pernah mereka lakukan, terlalu banyak. Sampai saat ini aku hanya berusaha berbakti sebisa yang aku lakukan. Air mata kesedihan mereka adalah penyiksa batinku. Kebahagiaan mereka adalah surga bagi jiwaku. Semoga kita semua dimampukan oleh Tuhan untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua hingga akhir hayat, Aamiin :')
BalasHapusSungguh inspirasi,
BalasHapusmohon doanya mas Ippo semoga saya dapat menjalankannya dengan baik.
Semoga berkah melimpah.Amin
Pak Ippho, terus lah menginspirasi dan juga perbanyak tulisan2 yang membuat kita merenungi apa yang kita akukan seperti ini. Kami tunggu artikel2 selanjutnya. :)
BalasHapusSetuju BGT..
BalasHapusSEMANGAAAT PERUBAHAN !!!
BiSMiLlaah..
Jazakalloohu khoir
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBenar, kalo berbakti kepada orang tua sudah beres. Insyaallah gampang sukses.
BalasHapusMr Joss, Wakil Rektor Umar Usman
Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha
Pin 7CB1C1DB
renungan indah menancap di hati
BalasHapusterimakasih ya
BalasHapusYa Allah saya sakit sekali bila mana saya sebagai seorang anak belum bisa menyenang kan hati kedua orang tua saya..malah membebani kedua orng tua saya..sedih banget mas ippho rasanya..
BalasHapusYa Allah saya sakit sekali bila mana saya sebagai seorang anak belum bisa menyenang kan hati kedua orang tua saya..malah membebani kedua orng tua saya..sedih banget mas ippho rasanya..
BalasHapusAlhmdllh.
BalasHapusDalem ampe ke ulu hati..
BalasHapusSmg Allah SWT memampukan saya utk segera bisa memberangkatkan ibadah Umroh Ibu & Ayah... Aamiin....
Penyesalan selalu datang belakangan itulah yg terjadi kepada kebanyakn org . Krna itu pula yg saya alami , bapa sy sudah alm ketika sy sekolah sma . Saat ini sy sudah bekerja sangatlah sedih krn blm sempat membahagiakannya . Sedihnya lg gmna nanti ketika sy akan menikah bukan beliaulah yg mewakilkan . Bighugsmydad ,semoga sy masih diberi keberkaham buat membahagiakan mama saya aminnn ya rabb
BalasHapusPernah baca tulisan ini krn kebetulan pernah ikt seminar mas ippho dan bergabung di grup wa mas ippho. terimakasih utk setiap tulisan2nya..selalu menginspirasi saya :)
BalasHapusbtw saya mau bukunyaaa boleh donk :))
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBismillah Alhamdulillah semoga dapat hadiah
BalasHapuskebetulan saya belum nikah
saya pengen rezeki yg halal berlimpah
pengen memberikan surprise ke kedua orang tua.. Meng Ihromkan kedua ortu dan merenovasi rumah Ibu
Bismillah Alhamdulillah semoga dapat hadiah
BalasHapuskebetulan saya belum nikah
saya pengen rezeki yg halal berlimpah
pengen memberikan surprise ke kedua orang tua.. Meng Ihromkan kedua ortu dan merenovasi rumah Ibu
Smg dimudahkan ya
BalasHapusSemangat, semangat!
BalasHapus